WahanaNews.co | Kesuksesan pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) merebut kendali Oblast (Provinsi) Luhansk dan hampir seluruh Oblast Donetsk, bikin posisi militer Ukraina terpojok. Ribuan tentara Ukraina memilih kabur daripada dibunuh pasukan Rusia.
Sejak operasi militer khusus dilancarkan militer Rusia pada 24 Februari 2022 lalu, armada Beruang Merah berhasil merebut kota pelabuhan Mariupol, Oblast Donetsk, tiga bulan setelahnya.
Baca Juga:
Ini 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia pada 2024
Tak hanya Mariupol, unit militer Rusia juga dipastikan menguasai seluruh Oblast Luhansk setelah menghabisi ribuan pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) yang didukung tentara bayaran asing.
Sebelumnya diberitakan Rusia sudah menduduki sejumlah kota penting di Luhansk.
Mulai dari Lysychansk, Seversk, Gorskoye, Zolotoye dan kota-kota lainnya. Ribuan tentara Ukraina tewas dalam pertempuran, sementara ribuan lainnya memilih kabur melarikan diri.
Baca Juga:
Kudeta Militer Guncang Negara Bolivia, Apa yang Terjadi?
Ketakutan tentara Ukraina membuat Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi murka. Lewat situs resmi militer Ukraina, Zaluzhnyi memperingatkan seluruh tentara Ukraina dan unit wajib militer untuk tetap berada di posisi masing-masing.
Zaluzhnyi menegaskan, seluruh personel militer Ukraina harus mendapat izin dari komando teritorial setempat untuk pergi meninggalkan medan pertempuran.
"Warga negara yang terhormat. Kepada seluruh wajib militer dan mereka yang bertanggung jawab untuk dinas militer. Saya mengingatkan Anda bahwa kita sedang berperang. Negara membutuhkan Anda!" ujar Zaluzhnyi.
"Semua orang yang belum terdaftar di militer dan belum diangkat kembali harus melakukannya. Bagi Anda yang berencana keluar distrik dan wilayah, Anda harus mendapatkan izin dari pusat perekrutan teritorial," katanya, dikutip dari Pravda.
Meski demikian, Zaluzhnyi tidak memberikan instruksi lanjutan untuk mencegah tentara Ukraina kabur dari medan perang. Kemungkinan besar, akan lebih banyak tentara Ukraina yang kabur jika pergerakan militer Rusia terus berlanjut secara masif.
"Tidak ada instruksi yang diberikan untuk mencegah pergerakan orang-orang (tentara Ukraina) dalam beberapa hari mendatang oleh komando militer," ucap Zaluzhnyi. [qnt]