"Mereka tidak diizinkan mengunjungi taman lagi, menggunakan pemandian umum, mereka telah mengumumkan tindakan keras, itu terjadi sejak tahun lalu dan baru-baru ini menjadi jauh lebih parah," imbuhnya.
Nazary mengatakan Qatar, tuan rumah Piala Dunia tahun ini, harus menutup kantor penghubung Taliban di Doha. Menurutnya, Taliban menjadi semakin tidak toleran.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Ada banyak hal yang bisa dilakukan Qatar dan komunitas internasional saat ini," katanya.
“Kantor mereka harus ditutup di Doha dan mereka harus merasakan keterasingan, marginalisasi, untuk mulai berubah," tuturnya.
“Dalam perspektif kami, mereka adalah kelompok teroris dan karenanya mereka menerima legitimasi dari Islamisme radikal dan terorisme," ujarnya.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
“Kami ragu tekanan apa pun akan berhasil," sambungnya.
“Mereka menjadi lebih radikal dari hari ke hari dan mereka hanya mengeksploitasi platform ini untuk kepentingan mereka sendiri,” pungkasnya.
Qatar telah menjadi perantara antara Taliban dan dunia luar, termasuk melalui Perjanjian Doha 2020, di mana kelompok itu setuju untuk tidak mengizinkan tanah Afghanistan digunakan untuk kegiatan yang mengancam Barat.