"Kami tentu saja berharap semua penggemar di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan, dapat menikmati menonton Piala Dunia tanpa hambatan finansial, ekonomi, atau sosial," kata seorang pejabat Qatar.
Pejabat itu mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa kantor Taliban didirikan atas permintaan Amerika Serikat (AS) dan berkoordinasi dengan bekas pemerintah Afghanistan.
Baca Juga:
Serangan Mengerikan di Yahukimo: 7 Tewas, Puluhan Penambang Masih Terjebak di Hutan
"Dengan terus terlibat dalam percakapan terbuka, Qatar bekerja untuk mendorong Taliban untuk lebih mempertimbangkan hak-hak sipil di Afghanistan, terutama hak-hak perempuan dan minoritas," ujarnya.
“Negara-negara lain yang merelokasi kedutaan Afghanistan mereka ke Doha setelah penarikan memiliki posisi yang baik untuk melakukan hal yang sama. Pada tahap ini, pelepasan akan menjadi kontraproduktif dengan upaya internasional," jelasnya.
"Qatar akan melanjutkan keterlibatannya dengan Afghanistan, tetapi keterlibatan berbeda dari dukungan. Qatar telah sering menyatakan ketidaksetujuannya dengan kebijakan dan ideologi Taliban, terutama dalam hal akses ke pendidikan dan pekerjaan untuk anak perempuan dan perempuan. Qatar adalah satu-satunya negara berpenduduk mayoritas Muslim yang mengeluarkan pernyataan mengutuk keputusan Taliban untuk membatasi pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan," ungkapnya.
Baca Juga:
TNI Bantah Klaim OPM Soal 11 Prajurit yang Diduga Dibunuh di Yahukimo
"Qatar terus menyerukan pembalikan langkah-langkah yang gagal menegakkan hak asasi manusia. Kami mengutuk semua pelanggaran hak asasi manusia, termasuk terhadap perempuan – pelanggaran ini bertentangan dengan prinsip dan nilai kami," tukasnya. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.