"Mungkin butuh bertahun-tahun untuk benar-benar mengatur ulang semuanya," ujarnya.
Di sisi lain, media pemerintah China seperti CCTV menyatakan bahwa Beijing tetap teguh pada prinsip-prinsip dasarnya, namun terbuka terhadap perluasan kerja sama ekonomi dengan AS.
Baca Juga:
Polres Majalengka Bekuk Pelaku Pencurian Komputer, Salah Satunya Residivis
“Hubungan dagang China-AS memiliki dasar yang kuat, potensi besar, dan peluang kerja sama yang luas,” kata CCTV dalam komentar resminya.
Selama perang dagang berlangsung, nilai perdagangan antara AS dan China yang terdampak mencapai hampir US$600 miliar.
Ketegangan ini telah memicu kekacauan rantai pasok global, ancaman stagflasi, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri.
Baca Juga:
Aksi Brutal, Toko Citra Kado Mart Diacak-acak
Sebelum kesepakatan ini, Trump sempat menaikkan tarif terhadap produk China secara ekstrem, mencapai 145%, sebagai bagian dari kebijakan proteksionisnya.
China merespons dengan menaikkan tarif balasan hingga 125%, serta membatasi ekspor tanah jarang, komponen penting dalam teknologi tinggi dan industri pertahanan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.