"Transaksi energi India yang sah tidak boleh dipolitisasi oleh negara manapun. Mengimpor dari Rusia adalah sah dalam sebuah perdagangan internasional. Dan tidak boleh ada yang membatasi," kata sumber di Kementerian Luar Negeri India kepada Sputnik.
Sumber pemerintah India menambahkan, lonjakan harga minyak terjadi sejak konflik Ukraina.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Hal itu meningkatkan kebutuhan untuk mengambil keuntungan dari sumber yang kompetitif.
Mengutip importir besar minyak dan gas Rusia seperti Jerman, Italia, Prancis, Belanda, Polandia, Lithuania, sumber tersebut mencatat, bahwa sanksi Barat baru-baru ini terhadap Moskow memiliki pengecualian untuk menghindari dampak impor energi dari Rusia.
"Bank Rusia yang merupakan saluran utama pembayaran Uni Eropa untuk impor energi Rusia belum dikeluarkan dari SWIFT," ujar sumber tersebut menekankan.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Dia mengesampingkan kekhawatiran atas sanksi AS yang bisa terjadi lantaran tetap melakukan pembelian minyak dari Rusia dibayar.
India selama ini tercatat sebagai konsumen energi terbesar ketiga di dunia. Belum lama ini India membeli 3 juta barel minyak mentah karena Rusia menawarkan diskon besar untuk minyak mentah Brent yang berlaku.
Sumber mengatakan, bahwa pihak Rusia memberikan diskon 27 hingga 30 persen dibandingkan dengan tarif internasional.
Menurut data komoditas dan perusahaan analitik Kpler, akuisisi India dari Rusia menyentuh 360.000 barel per hari minyak pada Maret 2022, artinya hampir empat kali lipat rata-rata 2021.