Pemerintah Thailand mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik pulang diplomatnya dari Phnom Penh, menyusul ledakan ranjau di kawasan perbatasan yang melukai lima tentara patroli Thailand, satu di antaranya kehilangan kaki.
Bangkok menuding ranjau tersebut baru ditanam oleh pasukan Kamboja, tetapi Phnom Penh membantah keras.
Baca Juga:
Malfungsi di Langit Iran, Jet Tempur Israel Hampir Mendarat Darurat
"Kami menolak keras tuduhan itu. Masih banyak ranjau sisa perang masa lalu yang belum dibersihkan," ujar Kementerian Pertahanan Kamboja dalam pernyataan resminya.
Kamboja merespons pengusiran diplomat itu dengan menurunkan hubungan diplomatik ke tingkat paling rendah dan mengusir pejabat kedutaan Thailand dari Phnom Penh.
Menanggapi krisis yang semakin panas, Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh warga negaranya untuk segera pulang ke Thailand, kecuali memiliki kepentingan sangat mendesak.
Baca Juga:
Jet F-16 Targetkan Kamar Direktur RS Indonesia di Gaza, Sang Putri: Rudal Itu Tepat Mengenai Ayah Saya
Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan memburuknya kondisi keamanan.
Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan tinggal diam. “Kami berkomitmen melindungi kedaulatan kami dan tetap berpegang pada hukum internasional,” katanya kepada wartawan di Bangkok.
Sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja, terutama di kawasan "Segitiga Zamrud" yang mempertemukan perbatasan tiga negara, Thailand, Kamboja, dan Laos, telah berlangsung selama beberapa dekade.