Boeing, perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat, mengumumkan bahwa mereka telah menghubungi Jeju Air terkait insiden penerbangan 2216 dan siap memberikan bantuan.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta, dan pikiran kami bersama para penumpang serta awak pesawat," demikian pernyataan resmi perusahaan.
Baca Juga:
Inilah 25 Maskapai Terbaik Dunia 2025: Korean Air Nomor Satu, Garuda Indonesia Juga Masuk
Sementara itu, CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permintaan maafnya dan menyatakan bahwa penyebab kecelakaan masih belum dapat dipastikan karena penyelidikan oleh otoritas terkait masih berlangsung.
Sebagian besar penumpang pesawat adalah warga negara Korea Selatan, dengan dua di antaranya berasal dari Thailand.
Seorang pejabat bandara menyebut bahwa fokus utama otoritas adalah menyelamatkan para korban yang masih terperangkap di puing-puing.
Baca Juga:
Dari Moncong Hingga Sayap, Inilah 5 Detail Pembeda Boeing dan Airbus
Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sung-mok, telah memerintahkan dilakukannya "upaya penyelamatan maksimal."
Choi, yang saat ini memimpin sementara di tengah krisis politik, juga mengadakan rapat darurat untuk memastikan tanggapan yang cepat dan terkoordinasi.
Kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.