Protes ini muncul setelah aparat keamanan Brasil melancarkan operasi besar-besaran terhadap geng narkoba Comando Vermelho, kelompok kriminal paling berpengaruh di negara tersebut.
Operasi itu melibatkan ratusan polisi bersenjata lengkap, kendaraan lapis baja, helikopter, hingga drone untuk menyerbu wilayah-wilayah yang diduga menjadi markas geng narkoba.
Baca Juga:
Lebih dari 40 Jenazah Diletakkan di Jalan Rio, Usai Operasi Polisi Paling Berdarah dalam Sejarah Brasil
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa operasi pemberantasan narkoba harus dilakukan tanpa mengorbankan warga sipil.
“Kita butuh kerja sama yang terarah untuk memukul pusat perdagangan narkoba tanpa mengorbankan nyawa polisi, anak-anak, dan keluarga yang tak bersalah,” kata Lula di platform X.
Ia menambahkan, “Kita tak boleh membiarkan kejahatan terorganisir menghancurkan keluarga, menindas warga, dan menyebarkan narkoba serta kekerasan.”
Baca Juga:
Dari Energi hingga Pertahanan, Indonesia dan Brasil Bangun Babak Baru Kemitraan Strategis
Namun, laporan lapangan justru menunjukkan skala kekerasan yang mengerikan.
Menurut kesaksian warga, beberapa korban dieksekusi di tempat, bahkan ada yang digantung, ditembak, hingga dipenggal.
Albino Pereira, pengacara yang mewakili tiga keluarga korban, menyebut beberapa jenazah ditemukan dengan bekas luka bakar dan kondisi tubuh terikat.