Dalam beberapa tahun terakhir, ia dikenal sebagai komentator konservatif di Fox News dan menjadi pembawa acara "Fox & Friends Weekend", yang kerap membahas isu militer dan veteran.
Ia baru saja mengakhiri kariernya di Fox pada Selasa lalu.
Baca Juga:
Kebijakan Proteksionisme Trump Berpotensi Pukul Ekspor Indonesia
Media melaporkan bahwa selama masa jabatan pertama Trump, Hegseth aktif melobi pengampunan bagi tentara yang didakwa melakukan kejahatan perang.
Dalam pernyataannya, Trump memuji latar belakang pendidikan Hegseth dari Princeton dan Harvard, serta pengalaman militernya di Afghanistan dan Irak.
"Dengan Pete sebagai pemimpin, musuh AS akan gentar. Militer kita akan bangkit kembali dan Amerika tidak akan pernah mundur," kata Trump.
Baca Juga:
Pilpres AS 2024: Dukungan Muslim Bawa Trump Menang atas Kamala
Trump juga menyoroti buku Hegseth, "The War on Warrior," yang mengkritik kebijakan progresif dalam militer AS dan menekankan pentingnya meritokrasi dan akuntabilitas.
Hegseth dikenal sebagai penentang keras "kebijakan woke," yang ia nilai merusak efektivitas militer. Dalam sebuah podcast bulan ini, Hegseth menyebut bahwa "keberagaman sebagai kekuatan adalah frasa paling bodoh di militer."
Sebagai Menteri Pertahanan, Hegseth berjanji akan menghapus pejabat militer yang mendukung kebijakan progresif, termasuk rencana untuk memecat Jenderal Charles Quinton Brown Jr., Ketua Kepala Staf Gabungan yang diangkat oleh Joe Biden.