Pada Sabtu (5/4/2025), Presiden Iran Masoud Pezeshkian turut menanggapi isu ini. Ia menyatakan bahwa Iran bersedia berdialog dengan AS, tetapi dalam posisi yang setara.
Namun, ia meragukan ketulusan Washington dalam menawarkan perundingan.
Baca Juga:
Iran Gantung Warganya yang Dituduh Mata-mata Mossad dan Terlibat Pembunuhan Kolonel
"Jika memang ingin bernegosiasi, mengapa masih ada ancaman?" ujarnya.
Selama beberapa dekade, negara-negara Barat yang dipimpin AS menuduh Iran berupaya mengembangkan senjata nuklir.
Namun, Iran terus membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk kepentingan sipil.
Baca Juga:
Ledakan Hebat Guncang Pelabuhan Utama Iran, Ratusan Terluka
Pada hari yang sama, Kepala Korps Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, menegaskan bahwa Iran siap menghadapi kemungkinan perang.
"Kami tidak takut perang. Iran tidak akan memulai peperangan, tetapi kami siap menghadapi segala kemungkinan," kata Salami kepada kantor berita IRNA.
Sebelumnya, Iran dan negara-negara besar dunia mencapai kesepakatan pada 2015 dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi.