Gelombang yang dihasilkan oleh gunung berapi membanjiri Nuku'alofa, membanjiri halaman Istana, tepi laut dan jalan utama.
Tsunami itu merupakan dampak lanjutan dari letusan gunung api bawah laut Hunga Tonga-Hunga Haʻapai, setelah sebelumnya abu, uap, dan gas menyembur hingga 17 Km ke udara. Abu vulkanik pun dilaporkan mencapai Nuku'alofa, ibu kota Tonga.
Baca Juga:
22 Tsunami Gate dan 20 Akselerograf Siap Deteksi Bahaya Megathrust di Banten
"Doakan kami," kicau seorang warga Tonga di media sosial, di saat orang-orang melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi di tengah teriakan kepanikan.
Pemerintah Tonga sebelumnya sempat memberi peringatan tsunami usai letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, pada tengah hari, Sabtu (15/1).
"Kami tinggal di Kolomotu'a dekat laut jadi kami sudah pergi. Kami berada di mobil dan macet setiap jalan. Mohon doakan kami dan keselamatan kami," ujar salah satu warga Tonga di Twitter.
Baca Juga:
Mitigasi Megathrust: BMKG Apresiasi Daerah yang Siap, Tapi Tantangan Tetap Ada
Ada juga laporan di media sosial tentang ledakan yang terdengar di Fiji dan Samoa.
"Ledakan gunung berapi baru saja meletus dan orang-orang sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dari kemungkinan gelombang tsunami," tulis warganet lain.
Anthony Browne berada di Fiji saat letusan terjadi di Tongo. Menurutnya ledakan itu masih terdengar dan terasa hingga ke Nadi, Fiji.