Awal bulan ini, terungkap bahwa Kim dilaporkan
telah melarang penggunaan obat-obatan China di semua rumah sakit besar di
Pyongyang, setelah kematian seorang pejabat kesayangannya.
Birokrat tersebut, yang berusia 60-an tahun
dan menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung, sangat populer dan
sangat dekat dengan Kim Jong-un.
Baca Juga:
Memanas, Korea Selatan Serukan Pembunuhan Kim Jong Un
Pejabat itu diandalkan untuk menangani ekonomi
Korea Utara sejak era Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.
Menariknya, Korea Utara sampai saat ini
mengeklaim tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi selama pandemi.
Namun, telah sibuk mempromosikan obat-obatan
yang dibuat di dalam negeri karena perawatan luar negeri tidak tersedia secara
luas akibat sanksi yang diberlakukan oleh PBB.
Baca Juga:
Kim Jong Un Tekankan Persiapan Perang dan Pengembangan Senjata Nuklir Cepat
Baru-baru ini, Kim Jong-un juga melarang
rakyatnya mengenakan skinny-jeans dan potongan rambut mullet
dalam upaya terbarunya untuk mengendalikan kaum muda dan menghentikan
"invasi gaya hidup kapitalistik".
Surat kabar negara Korut, The Rodong Sinmun,
dalam editorialnya mengatakan, negara itu bisa "runtuh" jika potongan
rambut eksentrik dan celana ketat diperbolehkan.
"Sejarah mengajarkan kita pelajaran
penting bahwa sebuah negara bisa menjadi rentan dan akhirnya runtuh seperti
tembok lembab terlepas dari kekuatan ekonomi dan pertahanannya jika kita tidak
berpegang pada gaya hidup kita sendiri," tulis media pemerintah tersebut. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.