Srettha baru terjun secara aktif ke dunia politik tahun lalu. Nilai jual terkuat Srettha, yakni ketajaman bisnis dan pengalamannya.
Jika Pita atau kandidat dari Pheu Thai tidak mampu memenangkan suara parlemen, maka akan ada tekanan untuk membentuk koalisi baru, dengan menambahkan mitra yang kurang liberal.
Baca Juga:
Petinggi Negara Terburon di ICC: Daftar yang Mengejutkan dan Kontroversial
Hal itu berarti koalisi baru akan menjatuhkan MFP yang dipandang sebagai batu sandungan, karena posisi proposal reformasi MFP untuk kerajaan.
Sementara, MFP telah bertekad untuk tidak mendukung pemerintahan dengan partai-partai yang tercemar oleh hubungan sembilan tahun dukungan militer. MFP kemungkinan akan lebih nyaman menjadi oposisi.
"Saya pikir mereka (MFP) lebih bersedia untuk keluar dari posisi mereka sendiri dan menghormati apa yang telah mereka umumkan kepada para pemilih dalam kampanye prapemilu," ujar seorang profesor di Universitas Ubon Ratchathani, Saowanee T Alexander.
Baca Juga:
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong Resmi Mundur, Transisi Kekuasaan Dimulai
Profesor Saowanee juga mengatakan dia masih berharap namun pesimis, karena isu reformasi monarki 'membuat politik ke depan menjadi sangat sulit'.
Berita kemungkinan gagalnya Pita untuk menjabat sebagai PM baru Thailand telah membuat gusar para pendukungnya dan para aktivis prodemokrasi di Thailand, di mana mereka telah menyerukan aksi demonstrasi.[sdy/detik]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.