Revolusi terjadi dan Marcos terpaksa mengungsi ke Hawaii. Marcos membawa serta uang tunai sekitar $717 juta, sejumlah peti benda fisik berharga, emas, dan slip deposito senilai total $124 juta. Semua ini dikumpulkan secara ilegal selama masa kekuasaannya.
Secara keseluruhan, dia diperkirakan telah mencuri $5-$10 miliar dari Bank Sentral Filipina. Dia meninggal pada Januari 1995 tanpa diadili.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumatera Utara Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden Dan Wapres RI
Viktor Yanukovych - Presiden/Perdana Menteri Ukraina (2002-2014)
Dana yang diduga digelapkan: $5 miliar atau Rp 76 triliun Viktor Yanukovych memegang berbagai posisi Perdana Menteri dan Presiden Ukraina dari tahun 2002 hingga 2014.
Selama masa jabatannya, ia semakin bersimpati pada afiliasinya dengan Rusia dan mewakili kepentingan bisnis besar di Ukraina.
Baca Juga:
Ketua DPD Martabat Prabowo-Gibran Sumut Tenno Purba Ucapkan Selamat Atas Pelantikan Presiden dan Wapres RI
Setelah parlemen Ukraina melakukan pemungutan suara untuk menandatangani dokumen yang bertujuan untuk lebih mengikat negaranya dengan UE, Yanukovych malah memutuskan untuk menolak pemungutan suara tersebut pada menit-menit terakhir di bawah tekanan dari Rusia.
Hal ini membuat marah mayoritas penduduk Ukraina, yang sebagian besar merupakan pengaruh anti-Rusia, dan menyebabkan protes Euromaidan. Yanukovych melarikan diri ke Rusia dan mengasingkan diri.
Pada tanggal 22 Februari 2014, parlemen Ukraina menyetujui pemakzulannya, sehingga aktivitas penggelapannya terungkap. Di antara sejumlah tindakan korupsi, Yanukovych diketahui menggunakan $220 juta dana negara untuk mendirikan perusahaan komunikasi swasta, mencuri aset negara senilai $1,5 miliar termasuk properti, dan umumnya menggunakan dana publik untuk kesenangan pribadinya.