WahanaNews.co | Lagi, China melakukan latihan militer di Laut China Selatan (LCS). Ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) melakukan pengintaian di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan perairan itu.
Melansir South China Morning Post (SCMP), Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dilaporkan setidaknya melakukan tiga latihan tembak-menembak di perairan timur dan selatan Pulau Hainan dan di Teluk Beibu, sejak Rabu (15/12/2021). Ini juga dikenal sebagai Teluk Tonkin di Vietnam.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Latihan tersebut mengikuti latihan tembakan langsung di LCS pekan lalu yang berlangsung selama "beberapa hari", sebagaimana dilaporkan corong militer PLA People Daily. Dikatakan latihan oleh Armada Laut Selatan PLA termasuk penembakan senjata utama, perburuan ranjau, operasi helikopter dan misi penyelamatan.
Di sisi lain, sehari sebelum latihan PLA yang dijadwalkan minggu ini, Angkatan Udara AS juga bermanuver. Paman Sam mengirim pesawat mata-mata RC-135W di atas zona larangan masuk yang ditandai oleh otoritas keamanan maritim China.
Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI), think tank berbasis yang memantau aktivitas militer di wilayah tersebut, mengatakan pesawat pengintai meninggalkan pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Ini terbang di dekat garis pantai Guangdong dan Pulau Hainan dengan patroli yang "sangat cocok" dengan lokasi latihan PLA yang direncanakan pada Selasa.
Menurut sumber militer yang dekat dengan PLA, latihan tembak-menembak terbaru China seharusnya diadakan awal tahun tetapi ditunda karena pandemi virus corona. Faktor seringnya kunjungan ke wilayah tersebut oleh pesawat dan kapal perang Amerika juga menjadi pertimbangan.
Armada Laut Selatan PLA berbasis di provinsi selatan Guangdong, di mana varian Delta pertama kali muncul di daratan Cina pada bulan Mei. Personil dari armada terperangkap dalam karantina dan pembatasan pandemi lainnya di tengah wabah jenis yang sangat menular, menurut sumber yang meminta anonimitas.
"Jadi mereka harus mengejar dan menyelesaikan target mereka pada akhir tahun," katanya.
China selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah LCS, dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line). Sekitar 90% wilayah dicap wilayahnya, meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi).
Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. [qnt]