“Iran harus mulai membayar harga dari pelanggarannya,” ujarnya.
Kesepakatan awal, yang dipelopori oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama memberi Iran bantuan yang sangat dibutuhkan dari sanksi ekonomi yang melumpuhkan dengan imbalan pembatasan aktivitas nuklir.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Tetapi mantan Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018, dengan dorongan kuat dari Israel.
Pembicaraan pekan lalu di Wina, dilanjutkan setelah jeda lebih dari lima bulan dan merupakan yang pertama di mana pemerintahan baru Iran berpartisipasi.
Israel sendiri merupakan salah satu yang menolak keras perjanjian nuklir Iran 2015.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Mereka menegaskan perjanjian itu tak cukup untuk menunda program nuklir mereka, dan tidak membahas dengan apa yang dilihatnya sebagai aktivitas milirer Iran yang bermusuhan di seluruh wilayah. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.