Hubungan kedua negara sempat tegang pada era Perang Dingin, saat tentara Tiongkok menyerbu Vietnam karena perbedaan sikap politik.
Saat itu, Vietnam berpihak pada Uni Soviet, sementara Tiongkok memilih menjauh dari blok tersebut.
Baca Juga:
Danrem 042/Gapu Hadiri Pelepasan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Kunjungan Xi kali ini mendapat respons sinis dari Presiden Trump, yang menilai pertemuan antara Xi dan pemimpin Vietnam dimaksudkan untuk merugikan Amerika Serikat.
Selama kunjungan tersebut, Tiongkok dan Vietnam menandatangani 45 kesepakatan kerja sama lintas sektor, termasuk dalam bidang kecerdasan buatan, rantai pasok, patroli maritim bersama, serta pengembangan jaringan rel kereta api.
Salah satu kerja sama utama adalah proyek rel kereta api senilai US$8 miliar (Rp134,5 triliun), yang akan menghubungkan pelabuhan besar di Vietnam bagian utara dengan perbatasan Tiongkok.
Baca Juga:
Fase Kedua Rencana Gaza Siap Dijalankan, Trump Soroti Pelanggaran Gencatan Senjata Israel
Jalur ini akan melewati kawasan industri utama Vietnam, yang menjadi lokasi pabrik dari perusahaan global seperti Samsung, Foxconn, dan Pegatron.
Para pengamat menilai kunjungan Xi merupakan strategi untuk mempererat hubungan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN.
Asia Tenggara dianggap sebagai mitra dagang penting di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dari kebijakan tarif Amerika Serikat.