Namun, Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras pasukannya di sepanjang garis depan mengamati gencatan senjata yang diperintahkan Kremlin, tapi membalas tembakan ketika diserang.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata selama dua hari saat perayaan Natal bagi umat Kristen Ortodoks sejak Jumat (6/1) hingga Sabtu (7/1). Gencatan senjata ini diusulkan oleh Kepala Gereja Ortodoks Rusia yang berpihak pada Kremlin, Patriarch Kirill.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Namun, Ukraina menolak gencatan senjata tersebut dan menilai hal itu sebagai taktik Rusia untuk mengulur waktu bagi pasukan berkumpul kembali.
Di wilayah Luhansk, Gubernur Serhiy Haidai melaporkan serangan Rusia yang terus berlanjut. Dalam sebuah unggahan di Telegram pada Jumat, Haidai mengatakan dalam tiga jam pertama gencatan senjata, pasukan Rusia masih menembaki Ukraina 14 kali dan menyerbu satu pemukiman.
Namun, klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, dilansir dari CNNIndonesia.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Otoritas Ukraina pada Sabtu juga melaporkan serangan di tempat lain dalam 24 jam sebelumnya, meskipun tidak jelas apakah pertempuran itu terjadi sebelum atau setelah gencatan senjata. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.