Gubernur New York, Kathy Hochul, merespons dengan pernyataan singkat, “Tentu ada beberapa perbedaan posisi, tapi saya pikir kami perlu membuka ruang diskusi.”
Mamdani menyatakan kesiapan berdialog dan mengatakan bahwa pendekatannya berdasarkan analisis kondisi riil masyarakat.
Baca Juga:
Pemimpin AS dan Rusia Siap Duduk Satu Meja di Alaska Bahas Kesepakatan Damai Ukraina
“Visi dan kebijakan saya didasarkan pada analisis nyata terhadap kondisi masyarakat saat ini,” ujar Hochul.
Saat ditanya soal kekhawatiran politisi moderat terhadapnya, Mamdani menjawab, “Saya pikir banyak orang masih mencoba mengejar dinamika pemilu ini. Tapi apa yang kami tunjukkan adalah bahwa dengan memprioritaskan rakyat pekerja, kembali ke akar Partai Demokrat, kita bisa keluar dari situasi otoritarianisme yang kita hadapi saat ini di bawah pemerintahan Trump.”
Trump menanggapi kemenangan Mamdani dengan nada mengejutkan. “Dulu saya selalu bilang negara ini tidak akan pernah dipimpin oleh sosialis,” katanya.
Baca Juga:
Jelang Pertemuan Trump-Putin, Eropa Perkuat Dukungan terhadap Ukraina
Ia juga mengecam ide Mamdani yang menentang kebijakan imigrasi keras dan bahkan usulan untuk menangkap PM Israel Benjamin Netanyahu jika berkunjung ke New York.
“Dia itu radikal kiri yang gila,” kata Trump.
Namun Mamdani menegaskan bahwa perjuangannya bukan sekadar menentang Trump. “Partai Demokrat harus punya agenda yang jelas, bukan hanya anti-Trump,” tegasnya.