WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ginjal sering dianggap sepele karena ukurannya kecil, padahal dua organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini bekerja tanpa henti menyaring limbah, menjaga keseimbangan cairan, dan menopang berbagai fungsi vital tubuh setiap hari.
Meski berukuran relatif kecil, ginjal memiliki peran besar dalam membuang racun, menyeimbangkan elektrolit, mengatur tekanan darah, hingga memproduksi hormon penting bagi tubuh.
Baca Juga:
Sering Dikira Maag, Nyeri Lambung Bisa Jadi Alarm Kanker Mematikan
Dalam kondisi tubuh sehat, pola makan seimbang dan asupan cairan yang cukup umumnya sudah mampu menjaga ginjal tetap bekerja optimal tanpa intervensi khusus.
Ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, volume urine akan menurun dan kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, pembentukan batu ginjal, hingga infeksi saluran kemih.
Produksi urine yang terlalu rendah membuat zat sisa dan racun lebih lama tertahan di dalam tubuh sehingga membebani kerja ginjal secara perlahan.
Baca Juga:
BPJS Kesehatan Gandeng Kampus, Perkuat Ketahanan Pembiayaan JKN Lewat Lomba Aktuaria
Karena itu, mencukupi kebutuhan minum air menjadi langkah paling dasar agar sisa metabolisme dapat dikeluarkan dengan baik melalui urine.
Selain air putih, beberapa jenis makanan diketahui dapat mendukung proses detoksifikasi alami ginjal melalui kandungan nutrisi dan efek diuretik alaminya.
Kacang merah menjadi salah satu contoh makanan yang kerap dikaitkan dengan kesehatan ginjal karena kandungan vitamin B, serat, dan mineral yang membantu membersihkan saluran kemih.
Kandungan nutrisi pada kacang merah juga berperan dalam membantu pembuangan limbah racun dan mendukung pencegahan pembentukan batu ginjal.
Semangka dikenal sebagai buah dengan sifat diuretik ringan yang membantu meningkatkan produksi urine sekaligus menjaga hidrasi tubuh.
Selain kaya air, semangka mengandung likopen yang berperan dalam menjaga kesehatan kardiovaskular dan mendukung fungsi ginjal secara menyeluruh.
Kandungan kalium dalam semangka membantu mengatur tingkat keasaman urine sehingga menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.
Anggur, khususnya anggur merah, memiliki kandungan antioksidan dan anti-inflamasi yang dikaitkan dengan perlindungan ginjal dari penumpukan lemak.
Sejumlah penelitian pada hewan menunjukkan konsumsi anggur dapat membantu meningkatkan kekuatan dan fungsi ginjal melalui mekanisme perlindungan sel.
Makanan dengan kandungan kalsium yang cukup juga berperan penting dalam menurunkan risiko batu ginjal.
Kalsium membantu mengikat oksalat di saluran pencernaan sehingga mengurangi penyerapan zat yang berpotensi membentuk batu ginjal.
Kebutuhan kalsium harian sekitar satu gram dapat dipenuhi dari produk susu rendah lemak, tahu, kacang kedelai, serta sumber protein tanpa lemak.
Basil atau kemangi dikenal sebagai tanaman herbal yang memiliki efek diuretik alami dan mendukung peningkatan fungsi ginjal.
Selain itu, basil juga berperan dalam membantu menurunkan kadar asam urat serta mempermudah pengeluaran batu ginjal melalui kandungan minyak esensialnya.
Delima, baik dikonsumsi langsung maupun dalam bentuk sari, mengandung kalium tinggi yang membantu menurunkan keasaman urine.
Kandungan tersebut berperan dalam menghambat kristalisasi mineral sekaligus mendukung proses pembuangan racun dari ginjal.
Rumput laut cokelat juga diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan ginjal selain hati dan pankreas.
Uji coba pada hewan menunjukkan konsumsi rumput laut selama lebih dari tiga pekan dapat membantu mengurangi kerusakan ginjal akibat gangguan metabolik seperti diabetes.
Kombinasi hidrasi yang cukup dan pemilihan makanan tepat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan ginjal dalam jangka panjang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]