Budi menambahkan untuk meningkatkan perkembangan uji klinis guna menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik, maka Kementerian Kesehatan memberikan respons strategis dengan meluncurkan INA-CRC.
Ia berharap dengan INA-CRC, layanan kesehatan di Indonesia dapat semakin maju dan mendorong peneliti-peneliti di masa mendatang untuk terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia dengan inovasi kesehatan terbaru dalam rangka meningkatkan ketahanan kesehatan Indonesia.
Baca Juga:
Eks Menteri BUMN Tanri Abeng Meninggal Dunia
Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan pengembangan penelitian di Indonesia yang terwujud atas hasil kinerja yang baik dari berbagai stakeholder.
“Keberhasilan penelitian klinis tidak dapat dicapai dari upaya pemerintah saja, diperlukan usaha bersama dari seluruh pemangku kepentingan, seperti industri farmasi, universitas, rumah sakit, serta lembaga penelitian lainnya."
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyampaikan kontribusi terbaiknya untuk perkembangan penelitian klinis di Indonesia.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
"Mudah-mudahan kedepannya melalui INA-CRC, Indonesia dapat menjadi sumber rujukan global untuk riset klinis,” kata Dante.
Apresiasi disampaikan kepada 15 praktisi peneliti uji klinis dari berbagai instansi dan lembaga, diantaranya adalah 5 peneliti dari Bio Farma yang terdiri dari Kepala Divisi Pengembangan dan Uji Klinis Global, VP.
Pengembangan Translasi Produk Life Science, Neni Nurainy, Kepala Divisi Sains dan Pengujian Praklinis, Kepala Divisi Pengembangan Produk Life Science, Acep Riza, serta almarhum dr. Novilia Bachtiar yang pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis Bio Farma.