WahanaNews.co | Generasi muda kala ini, seperti di dua negara maju, Korea Selatan dan Jepang ramai diberitakan semakin tak berkeinginan untuk punya anak.
Imbasnya, angka kelahiran di dua negara maju ini semakin tahun semakin rendah. Bahkan saat ini, mengutip CNN Asia, Korea Selatan menempati urutan pertama negara dengan peringkat kelahiran terendah di dunia, karena hanya memiliki angka fertilitas 0,81 pada 2021, angka yang lebih rendah dari Jepang 1,3 dan Amerika Serikat di 1,6.
Baca Juga:
YLKI Dukung Cukai Tinggi Minuman Berpemanis untuk Kurangi Konsumsi Anak
Semakin ogah untuk punya anak ini, bukan tanpa sebab. Berbagai alasan bisa mendasarinya, salah satu paling utama adalah fakta mahalnya biaya kehidupan saat ini. Survei Pew Research Center, dikutip dari Business Insider, Senin (12/12/2022) menunjukkan, dari 3.800 koresponden 44 persen dari orang yang belum menikah memilih untuk tidak memiliki anak.
Alasan tertinggi adalah biaya kehidupan yang sangat mahal, contohnya untuk jasa pengasuh agar bisa tetap berkarir di luar rumah, rerata harga di Amerika Serikat harus mengeluarkan kocek mencapai USD10000 per tahun atau sekitar Rp156 jutaan.
Sama halnya dengan yang terjadi di Korea Selatan, disebutkan lebih lanjut kaum perempuan di negeri Ginseng ini memilih ogah punya anak karena alasan biaya hidup hingga kepentingan mementingkan karier.
Baca Juga:
Ingin Menjadi Kebanggaan Orang Tua: Kisah Mustofa yang Sembuh dari Katarak
Alasan lain yang disampaikan adalah ketakutan perempuan Korea Selatan akan sikap suaminya yang masih kolot dan patriarki, dengan tak mengizinkan istri untuk bekerja dan wajib hanya menjadi pengurus anak di rumah.
"Saya tidak yakin mau punya anak, karena ada kemungkinan calon suami saya nanti akan membebankan semua pekerjaan rumah tangga ke saya, termasuk mengasuh anak," kata seorang perempuan, mengutip The Guardian.
"Terlalu banyak pengorbanan yang harus dicurahkan ketika memutuskan untuk punya anak, termasuk banyak penderitaan juga di dalamnya. Saya suka anak-anak, tapi kalau punya anak saya tidak mau, karena begitu mahal biaya hidup saat ini. Saya puas dengan keponakan saya," curhat wanita lain.
Selain itu, alasan lain yang banyak disampaikan adalah ingin memiliki kebebasan untuk diri sendiri. Bagi sebagian orang, punya anak artinya sudah tidak bisa bebas lagi menjalani kehidupan ini.
"Sepertinya tidak menyenangkan bagi siapa pun , kalau bertugas hanya mengurus anak. Saya tidak bisa membayangkan untuk punya anak dan membesarkan dia sambil mempertahankan perasaan diri sendiri," kata Taylor Schenker, kala diwawancara Bussines Insider, Senin (12/12/2022). [sdy]