Namun, cara ini harus dilakukan secara teratur dan akan merepotkan para peternak. Selain itu, FDA sudah melarang penggunaan hormon tersebut pada unggas sejak tahun 1960.
Penjelasan dokter
Baca Juga:
Penelitian Terbaru, Tinta Tato Berisiko Sebabkan Kanker Kulit dan Limfoma
Menurut dokter spesialis onkologi RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, dr. Walta Gautama, Sp.B(k) Onk, informasi terkait memakan sayap ayam dan ceker ayam dapat menyebabkan kanker adalah hoaks. Ia menjelaskan, bahwa penyuntikan hormon untuk ayam potong sudah dilarang sejak tahun 1970.
"Itu hoaks, penyuntikan hormon untuk ayam potong sudah dilarang sejak 1970, jadi yang disuntikkan adalah vaksin," kata dia.
Ia menjelaskan, jika memang ayam mengandung bahan kimia akibat suntikan yang diberikan, maka bagian yang akan terkontaminasi tidak hanya sayap dan cekernya.
Baca Juga:
Waspadai Gejalanya! Pemuda Simalungun Kena Kanker Rektum Stadium 3B di Usia Muda
"Apa yang disuntikkan tentu akan diolah seluruh badan dan tidak cuma dideposit di bagian tubuh tertentu seperti sayap dan ceker," ujar dr. Walta.
Dokter ahli bedah onkologi ini juga mengatakan, jika ayam potong itu tumbuh besar dan lebih cepat karena hasil rekayasa genetika, maka tidak membahayakan.
"Sama seperti dulu padi hanya bisa dipanen setahun sekali sekarang 3-4 kali setahun. Demikian juga kelapa untuk kopra dibuatlah kelapa hibrida yang tumbuhnya tidak tinggi-tinggi sehingga mudah dipanen," jelas dia. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.