Dikutip dari Medical Xpress, dalam studinya peneliti membuat model data dari survei diet tahun 2019 untuk memperkirakan asupan awal UPF berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia.
Analisis statistik digunakan untuk memperkirakan proporsi kematian total yang disebabkan oleh konsumsi UPF dan dampak pengurangan asupan UPF sebesar 10 persen, 20 persen, dan 50 persen dalam kelompok usia.
Baca Juga:
Penyakit yang Rentan Diidap oleh Pekerja Shift Malam
Di semua kelompok umur dan strata jenis kelamin, konsumsi UPF berkisar antara 13 persen hingga 21 persen dari total asupan makanan di Brasil selama periode penelitian.
Sebanyak 541.260 orang dewasa berusia 30 hingga 69 tahun meninggal sebelum waktunya pada tahun 2019, 261.061 di antaranya berasal dari penyakit tidak menular yang dapat dicegah.
Model penelitian menemukan pula bahwa sekitar 57.000 kematian pada tahun itu dapat dikaitkan dengan konsumsi makanan ultra proses (UPF), yang berhubungan dengan 10,5 persen dari semua kematian dini dan 21,8 persen dari semua kematian akibat penyakit tidak menular yang dapat dicegah pada orang dewasa berusia 30 hingga 69 tahun.
Baca Juga:
Dokter Jelaskan Adiksi Gawai Sebabkan Obesitas dan Kehilangan Ingatan
Perkiraan dampak akan jauh lebih tinggi pada negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Australia, karena makanan tersebut mencapai lebih dari setengah total asupan kalori.
Peneliti mencatat UPF terus menggantikan konsumsi makanan utuh tradisional seperti nasi dan kacang-kacangan dari waktu ke waktu di Brasil.
Mengurangi konsumsi UPF dan mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat mungkin memerlukan banyak intervensi seperti kebijakan fiskal dan peraturan dan meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku konsumen.