Bagian tubuh yang paling sering terdampak adalah tubuh bagian bawah (42%), disusul oleh anggota tubuh bagian atas (30,3%), serta cedera kepala dan leher (16,4%).
Meskipun kematian akibat cedera olahraga tergolong langka, cedera kepala menjadi penyebab utama jika hal itu terjadi.
Baca Juga:
Seorang Pelajar Dusun 18 Jadi Korban Pembacokan Begal di Hamparan Perak
Menurut dr. L. Grace Tumbelaka, Sp.KO., Subsp. ALK (K), dampak cedera jangka panjang dapat sangat merugikan karier atlet.
“Jika tidak ditangani dengan benar sejak remaja, cedera bisa menyebabkan burnout bahkan membuat atlet berhenti,” ungkapnya dalam acara pembukaan Siloam Sports Medicine & Performance Center, Kamis (13/03/2025).
Proses pemulihan sangat bergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera, serta metode penanganannya. Penanganan yang tidak optimal dapat memperlambat pemulihan.
Baca Juga:
Tragis! Remaja 11 Tahun Tenggelam di Pantai Sayang Heulang, Ditemukan Meninggal
“Untuk mencapai pemulihan sesuai target waktu, diperlukan penanganan yang komprehensif,” tambah dr. Grace.
Siloam Mampang menyediakan fasilitas medis canggih guna mendukung pemulihan optimal.
Layanan seperti MRI, ruang operasi berstandar internasional, serta empat teknologi mutakhir disediakan untuk menangani cedera secara menyeluruh.