Empat teknologi tersebut mencakup:
1. Cardiopulmonary Exercise Testing (CPET): Mengevaluasi fungsi jantung dan paru-paru saat aktivitas fisik.
Baca Juga:
Tim SAR Evakuasi Empat Pendaki Muda yang Tersesat di Gunung Batukaru
2. AI-Based Motion Analysis: Menganalisis pola gerakan guna meningkatkan performa sekaligus mencegah cedera.
3. Cryotherapy & ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy): Menggunakan suhu rendah dan gelombang kejut untuk meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan jaringan.
4. Stem Cells Treatment: Terapi regeneratif menggunakan sel punca untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera atau proses degeneratif.
Baca Juga:
Kasus HIV pada Remaja Meningkat, Puan: Edukasi Seks dan Perlindungan Harus Jadi Prioritas
"Teknologi mutakhir yang dipadukan dengan pendekatan medis berbasis bukti memungkinkan kami tidak hanya membantu pasien pulih, tapi juga meningkatkan performa mereka agar lebih siap menghadapi tantangan olahraga," jelas Prof. DR. dr. Andri Maruli Tua Lubis, Sp.OT(K), spesialis bedah ortopedi dan traumatologi.
Cedera olahraga memiliki beragam jenis dengan gejala serta komplikasi yang berbeda, antara lain:
- Terkilir: Cedera ligamen akibat peregangan atau robekan.