Dari
jumlah tersebut, 70 persen terdiri dari bentuk yang tidak terlalu berbeda, di
mana pembukaan relatif dekat dengan ujung penis, sementara 30 persen
dipengaruhi oleh bentuk yang lebih parah.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dekat Pesta Rakyat Malam Puncak HUT Kota Medan Ke-434 Tahun 2024
Diagnosa
Sebagian
besar kasus didiagnosis saat lahir atau selama masa kanak-kanak, ketika
orangtua atau dokter menemukan penis tidak normal selama pemeriksaan fisik.
Adapun
gejalanya dapat berupa penyemprotan urin yang tidak normal atau harus duduk
untuk buang air kecil.
Baca Juga:
Mengenal Sosok Bacalon Bupati Toba dr Suryadi, Bergerak Bidang Kesehatan Hingga Perjalanan Karirnya
Selain
itu, panyandang hipospadia mungkin
memiliki fitur lain, seperti penis melengkung ke bawah (chordee) atau kulup yang tidak lengkap.
Dalam
kasus terakhir, kulup tidak ada di bagian bawah penis, sehingga menyerupai tudung di
bagian atas, yang dikenal sebagai kulup berkerudung.
Terkadang,
hipospadia ini dapat dikaitkan dengan
anomali genital lainnya, seperti testis tidak turun dengan benar ke dalam skrotum (kriptorkismus) atau penis lebih pendek dari yang diharapkan untuk
usia seharusnya (mikropenis).