Ini menyebabkan respons cepat dan ketika mengembuskan napas, darah kembali meningkat ke jantung, saraf vagus distimulasi, dan aktivitas parasimpatis memperlambat detak jantung.
Desahan siklik pada dasarnya adalah bentuk pernapasan panjang saat mengembuskan napas. Ibarat kata, ini adalah peretasan untuk mengembalikan parasimpatis lebih tenang dan sebagai hasilnya, menghilangkan stres.
Baca Juga:
Otak Fit, Ingatan Kuat: 7 'Workout' Mental untuk Mencegah Pikun
Gaya pernapasan ini, menurut ahli pernapasan Zee Clarke dilansir Well+Good, Kamis, 27 Juli, adalah prinsip dasar pranayama. Pranayama merujuk pada pernapasan yoga yang sebelumnya telah terbukti mengurangi stres.
Peneliti tidak secara khusus mempelajar mengapa desahan siklik sangat efektif. Tetapi melakukan selama lima menit sehari, menurut dokter Spiegel, efektif menghilangkan stres, mengatur suasana hati, dan menyatukan kembali pikiran serta tubuh.
“Yang sangat menarik tentang pernapasan adalah bahwa hal itu tepat pada inti kontrol fisiologis otomatis versus kontrol fisiologis yang diarahkan secara mental,” ujar Dr. Spiegel.
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Maksudnya, ketika Anda tidak berpikir tentang bernapas kemudian mengubahnya dan mengambil kendali atas proses fisiologis ini, maka secara otomatis memperluas kendali Anda atas pikiran dan tubuh.
Dengan kata lain, desahan siklik atau menghela napas bermanfaat untuk kembali merasakan diri karena embusan napas panjang Anda mulai mengaktifkan sistem saraf parasimpatis.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.