Praktisi kesehatan dari RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD mengatakan, efek kafein dalam kopi hanya sementara untuk mengatasi kantuk.
Namun, ketika sudah sangat mengantuk, efeknya tidak lagi 'cespleng'.
Baca Juga:
Peningkatan Volume Kendaraan di Tol Jagorawi, Jasa Marga Berlakukan Contraflow
"Karena sebenernya kafein yang ada di kopi atau teh itu sifatnya hanya temporary, mungkin temen-temen akan sadar nih 30 menit but then after itu adenosin yang berikatan dengan reseptor di otak itu akan tergantikan lagi," ungkap dr Yuhana, mengutip Detik.
"Jadi kafeinnya akan menggantikan lagi, adenosinnya akan balik lagi dan temen-temen akan ngantuk lagi. Seringkali, kantuknya lebih nggak bisa ditahan," tambahnya.
Kafein memang merupakan stimulan bagi sistem saraf pusat yang dapat direspons otak saat sadar, namun tidak akan efektif jika otak sudah dalam keadaan overheating atau kelelahan berlebihan.
Baca Juga:
Karyawan di Bali Curi Uang Bos Rp25 Juta & Motor Demi Mudik ke Bogor
Walaupun kopi dapat menyegarkan dan mengurangi rasa kantuk, manfaatnya hanya bersifat sementara dan tidak berlangsung lama.
Bahkan, sering kali kantuk yang muncul setelah mengonsumsi kopi sulit untuk diatasi, dan malah dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi microsleep.
Kafein, yang terdapat dalam kopi dan minuman berenergi, memang dapat dianggap sebagai suplemen yang sah untuk mengatasi kantuk.