Hasil studi dimuat dalam New England Journal of Medicine edisi 21 Juli 2022.
Rangkaian studi kasus global ini memampukan para dokter dari 16 negara untuk berbagi pengalaman klinis ekstensif mereka, juga banyak foto-foto klinis, untuk menolong para dokter yang lain di lokasi-lokasi dengan jumlah kasus cacar monyet lebih sedikit.
Baca Juga:
Berikut Tips Pencegahan Cacar Monyet Agar Tidak Tertular
"Kami memperlihatkan kebutuhan memperluas definisi cacar monyet dengan menambahkan gejala yang belum dimasukkan saat ini, seperti sakit dalam mulut, pada kelenjar anal dan hanya satu bintil," kata Chloe Orkin dari Queen Mary University of London, Inggris, satu di antara tim studi tersebut.
Studi meliputi di dalamnya observasi klinis dari 528 kasus positif cacar monyet di 43 lokasi di 16 negara dari 27 April sampai 24 Juni pada tahun ini.
Masa inkubasi mediannya adalah 7 hari, dan usia median dari para pasiennya 38 tahun. Tidak ada angka kematian tapi 70 pasien, atau 13 persennya, membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Baca Juga:
Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat Bertambah Jadi 10 Orang
Studi mengungkap kalau banyak pasien datang ke klinik atau rumah sakit untuk keluhan sakit atau sulit menelan. Bintil tunggal di anal dicatat dalam beberapa kasus.
Satu dari 10 orang emiliki satu luka pada kulit di area genital, dan 15 persen memiliki luka anal dan/atau rektal, sebuah gejala yang tidak biasanya terlihat di kemunculan wabah monkeypox sebelumnya.
Laki-laki, 38 tahun, asal Nigeria, positif menderita penyakit monkeypox.