WAHANANEWS.CO - Meneteskan air liur saat tidur atau ngiler merupakan hal yang umum dialami banyak orang dan dalam banyak kasus, kondisi ini tergolong normal.
Mengutip laman Sleep Foundation, produksi air liur memang mengikuti ritme sirkadian, lebih banyak di siang hari dan berkurang saat malam.
Baca Juga:
Simak, Ini Bahaya Kebablasan Tidur Siang hingga Berjam-Jam
Namun, tubuh tetap memproduksi air liur selama tidur untuk menjaga mulut dan tenggorokan tetap lembap.
Meski begitu, air liur yang menetes berlebihan saat tidur berpotensi menyebabkan bau mulut dan dehidrasi, serta bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu.
Penyebab Ngiler Saat Tidur:
Baca Juga:
Hindari Kebiasaan Tidur Setelah Makan, Ternyata Ini 4 Dampak Buruk bagi Kesehatan
Posisi Tidur
Tidur miring atau tengkurap memudahkan air liur keluar dari mulut menuju bantal. Sebaliknya, posisi tidur terlentang cenderung membuat air liur tetap tertahan di dalam mulut.
Infeksi dan Alergi
Flu, radang tenggorokan, atau alergi dapat menyumbat saluran pernapasan sehingga seseorang bernapas lewat mulut. Hal ini dapat memicu peningkatan produksi air liur.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Penderita GERD kerap mengalami kesulitan menelan karena sensasi seperti ada benjolan di tenggorokan, yang memicu produksi air liur berlebih.
Sleep Apnea
Gangguan tidur ini menyebabkan jeda napas sesaat dan memaksa penderitanya bernapas lewat mulut, yang memperbesar kemungkinan air liur keluar saat tidur.
Kondisi Medis Tertentu
Beberapa gangguan neurologis seperti stroke, cerebral palsy, radang selaput otak, atau cedera otak dapat menyebabkan produksi air liur berlebihan atau gangguan menelan (disfagia).
Meskipun ngiler umumnya tidak berbahaya, jika terjadi secara terus-menerus dan disertai gejala lain seperti mendengkur keras atau sesak napas, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]