WahanaNews.co | Masyarakat diminta tak mengunjungi negara terjangkit penyakit Marburg sebagai upaya melindungi dari penyakit dengan gejala mirip malaria itu.
Pakar epidemiologi lulusan Universitas Indonesia dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid yang menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan melalui pesan elektroniknya kepada media juga menyarankan masyarakat tak mengunjungi orang sakit di daerah terjangkit.
Baca Juga:
Sorong Selatan jadi Kabupaten Pertama di Papua Barat Bebas Malaria
Menurut dia, hingga saat ini Indonesia belum melaporkan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial itu.
Namun, pemerintah tetap meminta masyarakat untuk waspada. Selain tidak mengunjungi negara terjangkit, Nadia mengingatkan pentingnya membiasakan mencuci tangan dan tidak makan makanan setengah matang.
"Setelah pulang (dari luar negeri) kalau ada gejala segera ke fasilitas kesehatan," kata Nadia yang pernah menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan itu, Senin (3/4/2023).
Baca Juga:
Malaria Ancam Pekerja Proyek Pembangunan IKN Nusantara
Penyakit akibat virus Marburg (filovirus) yang masih satu family dengan Virus Ebola itu ditularkan melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi atau melalui benda yang terkontaminasi oleh Virus Marburg.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 13 Maret lalu menerima laporan kasus penyakit Marburg dari Guinea Ekuatorial.
Mereka mencatat terdapat sembilan kematian dan 16 kasus suspek yang dilaporkan di Provinsi Kie Ntem.