Selain bisa mengurangi polusi udara di Jakarta, Prof Zubairi menjelaskan bahwa penerapan empat hari kerja juga baik untuk pekerja. Hal ini pun sudah terbukti melalui penelitian.
"Saya jadi berpikir bahwa kombinasi WFH dan penerapan empat hari bekerja dalam seminggu amat layak untuk dipertimbangkan," jelasnya.
Baca Juga:
TP PKK Kolaka Utara Gelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Cegah Stunting bagi Pelajar
“Dalam suatu penelitian, penerapan empat hari bekerja justru menunjukkan adanya peningkatan produktivitas kerja, meningkatkan moral karyawan, hingga pengalaman kerja yang lebih baik. Ini kan positif," lanjutnya.
Menurut Prof Zubairi, sistem empat hari kerja sudah diterapkan di beberapa negara. Salah satunya Jepang, Islandia hingga Jerman dengan tujuan mendukung kesehatan karyawan.
"Sistem empat hari tersebut pun sudah diterapkan di Jepang sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan karyawan, waktu keluarga, dan kehidupan sosial. Selain Jepang ada Islandia, Selandia Baru, Belgia, dan Jerman," ujar Prof Zubairi.
Baca Juga:
Dr. Rudi Iskandar Terpilih Sebagai Ketua IDI Tapsel 2023-2026 dalam Muscab Serentak
Walaupun begitu, Prof. Zubairi mengungkapkan bahwa sistem bekerja seperti ini mungkin tidak bisa diterapkan untuk semua bidang pekerjaan.
Terutama di restoran atau rumah sakit. Namun, solusi gabungan antara WFH dan empat hari kerja untuk menangani polusi udara yang semakin memburuk patut dipertimbangkan di Indonesia.
"Khususnya di kota-kota besar untuk tujuan yang juga besar: kesehatan karyawan, produktivitas, work-life balance, dan kualitas udara yang lebih baik," tandasnya.