Anna menyebutkan, menurut berbagai penelitian, jadwal makan yang teratur mengurangi risiko dari berbagai penyakit termasuk obesitas.
Bekal makanan juga mendorong anak untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Baca Juga:
Pemenuhan Gizi Anak, Deli Serdang Terhindar dari Stunting
Ketika di sekolah, anak akan berusaha untuk membuka bekalnya sendiri, cuci tangan sendiri, dan makan sendiri tanpa disuapi.
“Kalau sering terlatih, nanti sampai rumah itu dia akan terdorong untuk makan sendiri juga. Jadi tidak minta disuapi terus. Jadi itu bisa melatih kemandirian di situ,” ujar Anna.
Sementara pada aspek sosial-emosional, Anna mengatakan membawakan bekal sebenarnya mendorong anak untuk dapat berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, bahkan mendorong anak untuk saling berbagi.
Baca Juga:
Rekomendasi 7 Ikan Terbaik agar Anak Tumbuh Lebih Tinggi dan Cerdas
Secara tidak langsung, kemampuan anak dalam berbicara juga ikut terstimulasi.
“Makanan itu tidak hanya untuk di lambung lalu setelah itu untuk bagian tubuh saja, tapi juga ke kecerdasan. Jangan lupa bahwa anak yang kurang makan, kalau dilihat dari aspek gizinya, memiliki kecerdasan yang jauh lebih rendah dibanding yang tidak kurang gizi,” kata Anna. [rgo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.