WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa orang yang memiliki IQ rendah di masa remaja menghadapi risiko tiga kali lipat terkena stroke sebelum usia 50 tahun.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health ini menunjukkan bahwa remaja dengan kemampuan belajar, konsentrasi, dan pemecahan masalah yang rendah memiliki kemungkinan lebih besar mengalami stroke dini.
Baca Juga:
Gejala Wajah Mencong: Tanda Stroke atau Bell's Palsy? Ini Perbedaan Menurut Dokter
"Selain obesitas dan tekanan darah tinggi, rendahnya fungsi kognitif pada remaja bisa menjadi faktor risiko timbulnya stroke dini," ungkap para peneliti.
Stroke, yang dikenal sebagai serangan otak, adalah kondisi darurat medis yang mengganggu aliran darah ke otak, mempengaruhi kemampuan bicara, gerak, serta fungsi tubuh lainnya.
Kondisi ini bisa terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau perdarahan di otak (stroke hemoragik). Setengah dari pasien stroke berpotensi mengalami komplikasi jangka panjang.
Baca Juga:
Perawat di Pekanbaru Ditangkap Polisi, Curi Emas Majikan Lansia Rp150 juta
Studi ini memiliki implikasi penting karena peningkatan jumlah stroke di kalangan individu di bawah usia 50 tahun. Penelitian ini menggunakan data dari 1,7 juta remaja Israel yang menjalani tes kognitif sebagai bagian dari persiapan wajib militer antara 1987 dan 2012.
Para partisipan dikelompokkan dalam tiga kategori IQ: rendah (di bawah 89), sedang (89–118), dan tinggi (di atas 118). Data ini kemudian dihubungkan dengan catatan nasional mengenai stroke di Israel.
Selama periode penelitian, tercatat 908 kasus stroke, yang terdiri dari 767 stroke iskemik dan 141 stroke hemoragik.
Angka kematian mencapai 5 persen, dengan 62 persen kematian terjadi dalam satu bulan setelah stroke. Usia rata-rata serangan stroke pertama pada kelompok ini adalah 39,5 tahun.
Mereka dengan IQ rendah memiliki risiko 2,5 kali lebih besar terkena stroke sebelum usia 50 tahun, sedangkan mereka dengan IQ sedang memiliki risiko 78 persen lebih besar dibandingkan mereka dengan IQ tinggi.
Setelah mempertimbangkan faktor lain seperti gaya hidup dan kebiasaan, risiko stroke hampir dua kali lipat pada kelompok IQ sedang, dan lebih dari tiga kali lipat pada kelompok IQ rendah di masa remaja.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti merokok, aktivitas fisik, pola makan, dan tingkat pendidikan, yang bisa berpengaruh terhadap risiko stroke.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]