Ia menambahkan, remaja sering kali tidak langsung terbuka saat berkonsultasi dengan dokter.
Proses menggali riwayat psikososial pasien pun membutuhkan waktu, kesabaran, serta pendekatan yang tepat.
Baca Juga:
Dokter Indonesia Harus Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Dalam paparannya, Andita menjelaskan bahwa tatalaksana pengobatan psikosomatis bergantung pada diagnosis serta tingkat keparahan gejala.
Terapi suportif seperti Cognitive Behavior Therapy (CBT) bisa menjadi pilihan awal untuk membantu pasien mengelola stres dan kecemasan.
"Jika diperlukan, pasien dapat dirujuk ke subspesialis sesuai masalah yang dihadapi. Namun dukungan keluarga tetap menjadi kunci paling awal pemulihan kondisi mental remaja,” ucap Andita.
Baca Juga:
Masyarakat Diminta Waspada Peredaran Jajanan China Ilegal Berbahaya
IDAI menekankan pentingnya peran orang tua, sekolah, serta lingkungan sosial dalam menciptakan ruang aman bagi remaja agar lebih leluasa mengungkapkan perasaan mereka.
Pendekatan komprehensif ini dinilai mampu membantu menekan risiko masalah kesehatan mental yang dapat berdampak panjang pada tumbuh kembang generasi muda.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.