WahanaNews.co | Tim Medis Indonesia atau Emergency Medical Team (EMT) melalui rumah sakit lapangan telah melayani sekitar 1.928 pasien korban pascagempa Turki dari berbagai lokasi di sekitar Kota Hassa, Hatay.
Dari perkiraan kapasitas sekitar 150 orang setiap hari, EMT sehari-harinya menerima sekitar 200 pasien, di atas kapasitas yang diperkirakan.
Baca Juga:
Tim Bantuan Kemanusian Gempa Turki Dapat Penghargaan dari Menkes
Meskipun resminya rumah sakit tersebut memiliki jam operasional, namun dalam prakteknya rumah sakit juga menerima seluruh pasien yang datang di luar jam operasional.
Ini memungkinkan pasien-pasien dari lokasi yang lebih jauh dan pasien yang siang harinya ikut bekerja dalam aktivitas tanggap darurat mendapatkan pelayanan Kesehatan.
"Animo pasien tinggi sekali. Tampaknya mereka nyaman berobat di Ina-EMT. Cerita tentang kenyamanan pelayanan di Ina-EMT meluas dari mulut ke mulut", ujar Wakil Ketua Ina-EMT dr. Corona Rintawan, dalam keterangan KBRI Ankara, Jumat (24/2/2023).
Baca Juga:
Tim Medis Darurat Indonesia di Turki Diperpanjang Hingga 28 Februari
"70 Persen pasien datang ke Ina-EMT dengan keluhan masalah pernafasan. Mungkin karena faktor cuaca, kondisi penampungan dan debu akibat proses pembongkaran puing reruntuhan yang masih terus berlangsung," imbuh dr. Corona.
Selain memberikan pelayanan medis, lanjutnya, Ina-EMT juga memberikan pelayanan kesehatan jiwa (psychosocial) pascabencana di lokasi Ina-EMT maupun jemput bola ke desa-desa di sekitar lokasi rumah sakit lapangan.
Target pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan Ina-EMT meliputi orang dewasa maupun anak-anak.