WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pernahkah kamu merasakan nyeri tajam yang menusuk di punggung, leher, atau bahkan menjalar hingga ke kaki dan tangan?
Sensasi seperti kesetrum, kesemutan, atau mati rasa yang tiba-tiba muncul bisa jadi pertanda bahwa kamu mengalami saraf kejepit.
Baca Juga:
Hutan Lindung Dipagari Pengusaha Tambak, DPRD Deli Serdang Turun Tangan
Kondisi ini sering kali membuat penderitanya merasa tidak nyaman, bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Saraf kejepit bukan hanya masalah orang tua atau pekerja berat, tetapi juga bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang terlalu lama duduk, salah posisi tidur, atau terlalu sering menunduk saat menggunakan gadget.
Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, saraf kejepit bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti kelemahan otot hingga gangguan gerak permanen.
Baca Juga:
Tak Sindir Megawati, SBY Ingatkan Kader Demokrat: Country Over Party, Jangan Lupakan!
Tapi tenang, jangan panik dulu! Kabar baiknya, kondisi ini bisa diatasi dengan berbagai cara, mulai dari perubahan gaya hidup hingga terapi medis yang lebih lanjut.
Yuk, kenali lebih dalam gejala saraf kejepit, penyebabnya, serta cara efektif untuk mengatasinya agar kamu bisa kembali beraktivitas tanpa rasa sakit!
Saraf kejepit terjadi ketika tekanan berlebih diberikan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti otot, tulang, tulang rawan, atau tendon.
Tekanan ini dapat mengganggu fungsi saraf, menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, atau bahkan kelemahan pada bagian tubuh yang terdampak.
Gejala Saraf Kejepit
Gejala saraf kejepit dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Beberapa tanda umum yang perlu kamu waspadai antara lain:
• Nyeri tajam atau seperti terbakar – Biasanya terasa di leher, punggung, pinggang, atau bagian tubuh lain yang terkena.
• Kesemutan dan mati rasa – Bisa dirasakan di tangan, jari, kaki, atau bagian tubuh lainnya.
• Lemah otot – Kesulitan mengangkat benda, berjalan, atau melakukan aktivitas fisik tertentu.
• Sensasi seperti tersetrum – Nyeri yang menjalar dari area yang terjepit ke bagian tubuh lainnya, seperti dari punggung bawah ke kaki (sciatica).
• Meningkatnya rasa sakit saat bergerak – Nyeri sering bertambah parah saat berdiri, duduk terlalu lama, atau melakukan gerakan tertentu.
Penyebab Saraf Kejepit
Saraf kejepit bisa terjadi akibat berbagai faktor, termasuk:
• Cedera fisik – Jatuh, kecelakaan, atau benturan keras bisa menyebabkan saraf terjepit.
• Postur tubuh yang buruk – Duduk atau berdiri dalam posisi yang tidak ergonomis dalam waktu lama dapat memberikan tekanan pada saraf.
• Aktivitas berulang – Gerakan berulang yang melibatkan bagian tubuh tertentu, seperti mengetik atau mengangkat beban, bisa memicu saraf kejepit.
• Hernia nukleus pulposus (HNP) – Kondisi di mana bantalan antar tulang belakang menekan saraf di sekitarnya.
• Penuaan dan osteoarthritis – Seiring bertambahnya usia, bantalan tulang belakang bisa menipis dan menyebabkan tekanan pada saraf.
• Obesitas – Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan pada saraf di tulang belakang dan persendian lainnya.
Cara Mengatasi Saraf Kejepit
Jika kamu mengalami gejala saraf kejepit, jangan panik! Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan kondisi ini, mulai dari perawatan mandiri hingga tindakan medis.
1. Istirahat dan Hindari Aktivitas yang Memicu Nyeri
Memberikan waktu istirahat bagi tubuh adalah langkah awal yang penting. Hindari gerakan yang memperparah rasa sakit dan cobalah untuk tidak terlalu banyak membungkuk atau mengangkat beban berat.
2. Kompres Dingin dan Hangat
Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada tahap awal. Gunakan es yang dibungkus kain selama 15–20 menit beberapa kali sehari.
Kompres hangat bisa digunakan setelah 48 jam untuk membantu merilekskan otot yang tegang dan meningkatkan aliran darah ke area yang terkena.
3. Lakukan Peregangan dan Latihan Ringan
Gerakan peregangan ringan dapat membantu meredakan tekanan pada saraf yang terjepit.
Beberapa latihan seperti yoga, pilates, atau peregangan otot punggung dan leher dapat membantu memperbaiki postur serta mengurangi tekanan pada saraf.
4. Perbaiki Postur Tubuh
Pastikan posisi duduk, berdiri, dan tidur sudah benar. Gunakan kursi dengan sandaran yang baik, jaga agar punggung tetap tegak saat bekerja, dan gunakan bantal yang mendukung leher saat tidur.
5. Konsumsi Obat Pereda Nyeri
Jika nyeri terasa mengganggu, kamu bisa mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen.
Namun, pastikan untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter jika nyeri terus berlanjut.
6. Terapi Fisik
Jika nyeri tidak membaik dalam beberapa minggu, terapi fisik bisa menjadi solusi.
Fisioterapis dapat membantu dengan latihan khusus untuk memperkuat otot dan mengurangi tekanan pada saraf.
7. Pengobatan Medis atau Tindakan Bedah (Jika Diperlukan)
Jika kondisi tidak membaik setelah beberapa bulan, dokter mungkin akan merekomendasikan injeksi steroid untuk mengurangi peradangan atau, dalam kasus yang lebih parah, tindakan operasi untuk mengurangi tekanan pada saraf.
Saraf kejepit memang bisa terasa menyakitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi dengan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa diatasi.
Mengenali gejala sejak dini dan mengambil langkah pencegahan seperti menjaga postur tubuh, berolahraga, serta menghindari aktivitas yang berlebihan dapat membantu mengurangi risiko saraf kejepit.
Jika gejala terus berlanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang sesuai.
Jadi, jangan panik! Kenali tubuhmu dan lakukan langkah yang tepat untuk mengatasi saraf kejepit agar kamu bisa kembali beraktivitas dengan nyaman.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]