Kanker lambung termasuk jenis kanker yang sulit dikenali sejak awal karena tidak memiliki gejala spesifik sehingga banyak penderita baru memeriksakan diri ketika kondisi sudah memburuk.
"Makanya kanker lambung ini agak sulit, orang Indonesia banyak yang punya sakit maag, jadi gejalanya sering dianggap sama," ujar Sonar.
Baca Juga:
Manfaat Puasa untuk Mengatasi GERD dan Maag
Jika pengobatan awal untuk maag tidak memberikan perbaikan, dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi untuk memastikan penyebab keluhan.
Fakta di lapangan menunjukkan penanganan kanker di Indonesia masih menghadapi tantangan besar akibat keterlambatan diagnosis, termasuk pada kasus kanker lambung.
Sonar mengungkapkan sekitar 60–70 persen pasien kanker datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut sehingga pilihan terapi menjadi lebih terbatas.
Baca Juga:
Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Maag dan GERD
"Dari dulu sampai sekarang kondisinya masih sama, sebagian besar pasien datang sudah stadium lanjut," ungkapnya.
Ia menjelaskan semakin tinggi stadium kanker maka peluang kesembuhan akan menurun drastis, sementara pilihan terapi yang tersedia juga semakin sedikit.
Saat ini, ETWCC tengah mengembangkan layanan genomic profiling yang memungkinkan deteksi potensi kanker melalui pemeriksaan darah, bahkan sebelum gejala muncul.