"Ya semua orang prioritaslah. Pemerintah kan memang sudah
menetapkan ya, tapi menurut saya semua orang sebenarnya menjadi
prioritas," kata Fera,
saat dihubungi wartawan, Kamis (22/10/2020) malam.
Dia mengakui,
memang harus dilakukan uji klinis pada anak-anak maupun lansia jika ingin
memberikan vaksin ke seluruh kelompok usia. Namun, di Indonesia, uji klinis memang hanya dilakukan pada kelompok usia
18 hingga 59 tahun.
Baca Juga:
Tips Cara Mengatur Ruang Pribadi Hindari Konflik dengan Pasangan Saat Pandemi
"Ya,
harus dilihat uji klinisnya dulu. Kalau dikasih ke anak kecil atau lansia
bagaimana, kalau ke orang yang punya komorbid bagaimana," kata dia.
Secara terpisah, Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan, pemerintah
akan berusaha untuk melakukan pemerataan vaksinasi Covid-19 setinggi-tingginya, demi mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. Oleh karena itu,
pemerintah telah menetapkan keputusan terkait daerah yang akan mendapatkan
vaksin prioritas. Namun, keputusan tersebut belum diumumkan kepada publik.
"Pemerintah pusat belum umumkan daftar daerah yang akan
menjadi prioritas. Selagi dalam masa menunggu, kami harapkan pemerintah daerah
tidak mengeluarkan pengumuman berdasarkan asumsi sepihak," kata Juru
Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, saat konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Baca Juga:
Dukung Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Indonesia Beri Hibah ke Laos Senilai Rp 6,5 Miliar
Wiku menjelaskan, penetapan daerah prioritas itu mempertimbangkan aspek urgensi kebutuhan daerah
tersebut akan vaksin. Hal ini dinilai dari berbagai variabel. Seperti jumlah
penduduk, tingkat kasus aktif, penularan, dan sebagainya. Yang mana nantinya akan tertuang
dalam roadmap vaksinasi. Informasi
terkait hal ini, kata Wiku, akan disampaikan kepada publik secara terbuka dan
transparan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengakui, penentuan
wilayah prioritas penerima vaksin Covid-19 memang ditentukan oleh pemerintah.
Begitu pula jumlah yang akan diedarkannya. Meskipun begitu, Ridwan Kamil
mengatakan, dia sudah mengajukan tiga juta vaksin Covid-19 ke pemerintah pusat untuk didistribusikan ke Bogor, Depok,
dan Bekasi (Bodebek).
"Arahnya memang diberikan di daerah yang epidemiologis
termasuk tinggi penyebarannya, yaitu Jabodetabek. Sehingga Jabar mengajukan 3
juta vaksin untuk Bodebek," kata Ridwan Kamil, saat konferensi pers yang digelar secara virtual pada
19 Oktober lalu.