WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengingatkan seluruh jemaah haji asal Tanah Air untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit menular Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) selama menjalani rangkaian ibadah haji di Arab Saudi.
Imbauan ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Kesehatan, Mohammad Imran, dalam keterangan resmi kepada media di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Baca Juga:
Siap-Siap! Bansos PKH dan BPNT Triwulan II Cair Mulai Minggu Ketiga Mei
Berdasarkan laporan terbaru yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah Arab Saudi, melalui Kementerian Kesehatan setempat, menginformasikan adanya sembilan kasus terkonfirmasi positif MERS-CoV yang terjadi antara tanggal 1 Maret hingga 21 April 2025.
Dari keseluruhan kasus tersebut, delapan pasien berasal dari wilayah ibu kota Riyadh, sementara satu kasus tercatat di daerah Hail.
“Kasus ini ditemukan di wilayah Riyadh sebanyak delapan orang dan di Hail satu orang. Dari jumlah tersebut, dua orang dinyatakan meninggal dunia,” ujar Mohammad Imran dalam konferensi pers.
Baca Juga:
Cegah Jemaah Terlantar, DPR Soroti Bahaya Haji Nonprosedural
Imran menjelaskan bahwa dari sembilan kasus yang dilaporkan, tujuh di antaranya ditemukan di Riyadh, dan secara spesifik enam orang merupakan tenaga kesehatan.
Mereka tertular virus dari seorang pasien terinfeksi yang tengah dirawat di fasilitas layanan kesehatan.
Penularan ini dikategorikan sebagai infeksi nosokomial, yakni penularan yang terjadi di lingkungan rumah sakit atau fasilitas medis.
“Meskipun kasus MERS-CoV ini tidak banyak dan terkendali di Arab Saudi. Namun para jemaah dan petugas haji harus selalu waspada,” ucap Imran.
Ia menekankan bahwa MERS-CoV merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang tergolong serius dan disebabkan oleh jenis virus corona.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan pembawa virus, khususnya unta, yang dikenal sebagai inang alami MERS-CoV.
Selain itu, penularan juga bisa berlangsung antar-manusia melalui droplet atau percikan cairan saluran napas dari orang yang terinfeksi saat batuk atau bersin.
“Gejala umumnya meliputi demam, batuk, dan kesulitan bernapas, yang dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. KKHI di Makkah maupun Madinah selalu siap siaga memberikan pelayanan medis bagi jemaah yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan,” ujar Imran.
Lebih lanjut, Imran mengingatkan bahwa langkah deteksi dini dan penanganan cepat sangat penting dalam mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut di kalangan jemaah.
Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh jemaah, terutama mereka yang mulai merasakan gejala seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, atau sesak napas, segera melapor kepada petugas kesehatan haji yang ada di lapangan.
Hal ini penting agar pemeriksaan dapat segera dilakukan dan jemaah yang sakit bisa mendapatkan penanganan medis secara tepat dan cepat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]