WahanaNews.co | Aktivitas fisik atau olahraga rutin merupakan salah satu gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, namun, olahraga yang baik adalah olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh.
Terlalu banyak berolahraga bisa menyebabkan seseorang terkena, rhabdomiolisis, yaitu suatu kondisi ketika otot mengalami kerusakan yang membuat zat-zat dalam otot masuk ke dalam aliran darah.
Baca Juga:
Ketua KPU Jakarta Barat Ingatkan Dokumen Yang Perlu Dibawa ke TPS Pilkada 2024
Pemula yang memaksakan berolahraga melampaui batas tubuhnya tanpa bimbingan atau atlet yang berlatih terlalu sering tanpa istirahat berisiko tinggi mengalami rhabdomiolisis atau rhabdo, seperti diberitakan Medical Daily, Jumat (28/7).
Pakar kedokteran olahraga Profesor William Roberts menjelaskan ketika berolahraga, otot melepaskan zat yang disebut kreatine kinase ke dalam aliran darah. Tetapi proses pelepasan tersebut dapat berbahaya jika otot juga melepaskan zat lain seperti kalium atau mioglobin, yang dapat menyebabkan komplikasi.
"Hampir semua orang yang berolahraga untuk meningkatkan performa akan melepaskan atau membocorkan beberapa kreatin kinase ke dalam aliran darah. Ini menjadi masalah ketika sel otot melepaskan kandungan lain seperti kalium atau mioglobin, yang menyebabkan komplikasi," kata Roberts.
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Kandungan mioglobin berlebihan dalam aliran darah dapat membahayakan ginjal karena dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal. Selain itu, kandungan zat dalam otot yang masuk ke aliran darah dapat menghambat proses pembekuan yang menyebabkan pendarahan spontan.
Salah satu gejala umum rhabdomiolisis adalah pembengkakan otot, yang terjadi karena pelepasan mioglobin dan kalium dari otot yang rusak ke dalam aliran darah.
Warna urine yang berubah gelap juga menjadi gejala rhabdomiolisis karena tingginya kadar mioglobin, yang merupakan protein berpigmen merah, dilepaskan dari otot yang rusak ke dalam darah dan akhirnya diekskresikan dalam urine.