Dokter spesialis penyakit dalam konsultan pulmonologi Herikurniawan mengatakan, bakteri Streptococcus pneumoniae normalnya berada di hidung dan tenggorokan. Namun saat dia keluar misalnya teraspirasi masuk ke dalam paru-paru maka menyebabkan terjadinya pneumonia.
"Kalau bakteri masuk ke darah mampir ke selaput otak menyebabkan meningitis. Kalau masuk ke telinga menyebakan infeksi pada telinga," kata dokter yang berpraktik di RSCM-FKUI itu.
Baca Juga:
Hati-hati! Ini Gejala Meningitis yang Harus Diwaspadai
Dari sisi penularan, bakteri bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi pada orang lain melalui droplet misalnya saat dia batuk dan bersin seperti Covid-19 dan TB paru.
"Makanya pentingnya orang dianjurkan pakai masker ketika sakit. Ketika dia berbicara atau batuk, kuman dapat tertampung di masker sehingga tidak menyebar di udara," ujar Herikurniawan.
Berbicara kelompok berisiko terinfeksi bakteri Streptococcus pneumoniae sebagai salah satu penyebab pneumonia, maka anak kurang dari usia 2 tahun termasuk salah satunya.
Baca Juga:
Kabar Duka, Gitaris Rock Legendaris Jeff Beck Meninggal Dunia
Alasannya yakni karena antibodi yang didapatkan sejak seorang anak lahir dari ibu mereka, ditambah pemberian ASI pada usia mendekati 2 tahun umumnya sudah semakin habis.
Selain itu, ada juga pengaruh faktor lain yakni sistem kekebalan bayi masih belum matang sehingga bayi rentan terhadap penyakit infeksi akibat bakteri itu,
Lansia dan orang dengan kondisi komorbid walaupun bukan usia lanjut seperti pasien HIV, tidak mempunyai limpa sehingga imun kurang baik, orang dengan gangguan gagal ginjal, gagal hati, pasien diabetes dan cuci darah juga berada dalam kelompok berisiko.