WahanaNews.co | Ketersediaan
vaksin Covid-19 dinilai lebih banyak di kota besar di Pulau Jawa. Hal ini
memicu ketimpangan vaksin Covid-19
di Indonesia.
Hal itu disampaikan Penasihat Senior Direktur Jenderal
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Diah Saminarsih.
Baca Juga:
Dampak Kejam Blokade Israel, 600 Ribu Anak Palestina Berisiko Lumpuh
Menurutnya, WHO sudah sering bicara mengenai keadilan vaksin
Covid-19 atau vaccine equity di tingkat global dan tingkat nasional. Di tingkat
global, Indonesia disebut berhasil mencapai keadilan vaksin karena memiliki
stok vaksin Covid-19 untuk masyarakat.
"Indonesia ada di posisi tengah, di mana dia punya
vaksin dari program bilateral antar negara atau langsung dengan perusahaan
vaksin. Masalahnya ada di tingkat nasional, masih ada barrier [hambatan]
vaksinasi di daerah," kata Diah dalam webinar bersama AJI, Rabu (18/8).
Menurutnya hambatan vaksinasi Covid-19 di daerah mestinya
bisa ditangani agar tak timbul ketimpangan capaian vaksinasi.
Baca Juga:
Pemerintah AS Berencana Setop Dana Vaksin Global untuk Negara Berkembang
Hambatan seperti kesulitan akses ke layanan kesehatan,
kesulitan administrasi saat hendak melakukan vaksinasi, bahkan sampai hambatan
ketersediaan vaksin Covid-19 disebut olehnya harus bisa teratasi oleh
pemerintah pusat.
Diah juga menyinggung soal transparansi data vaksin Covid-19
di Indonesia. Pemerintah seharusnya bisa memberi kejelasan seberapa banyak
vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia dan yang didistribusikan ke tiap-tiap
provinsi hingga ke kota/kabupaten.
Transparansi data distribusi vaksin ini penting sebab bisa
membantu mempermudah pemantauan program vaksinasi di daerah.