Beberapa daerah dengan stok terbatas dan animo masyarakat
akan vaksin tinggi bisa diberikan stok lebih banyak langsung dari pusat, atau
dikirim dari daerah tetangga yang animo vaksin di masyarakatnya rendah.
"Pentingnya ada strategi kebijakan yang jelas tentang
hal ini, dari sudut ketersediaan vaksin termasuk operasionalnya, transparansi
dalam pembagian logistik, prioritas ke siapa saja dan ada di mana orang-orang
ini menjadi penting. Mestinya itu jadi strategi pegangan di tingkat
nasional," kata Diah.
Baca Juga:
Dampak Kejam Blokade Israel, 600 Ribu Anak Palestina Berisiko Lumpuh
"Transparansi data vaksin itu memang sangat teknis,
tapi penting karena mempermudah pemantauan dan penataan ulang dalam program
vaksinasi Covid-19," sambung Diah.
Sebagaimana diketahui, capaian vaksinasi Covid-19 di
Indonesia masih terbatas di kota-kota besar di Jawa-Bali. Ketimpangan capaian
vaksinasi ini jelas terlihat di provinsi luar Jawa-Bali.
Seperti di DKI Jakarta, berdasarkan data Pemprov DKI Rabu
(18/8), capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama mencapai 102,8 persen dari
target sasaran, dan 49,8 persen untuk vaksinasi dosis dua.
Baca Juga:
Pemerintah AS Berencana Setop Dana Vaksin Global untuk Negara Berkembang
Sementara di Lampung, data Kemenkes mencatat capaian
vaksinasi dosis pertama baru 11 persen dan 7,29 persen untuk dosis kedua.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sebelumnya
mengatakan vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta lebih tinggi karena kondisi
penularan di Ibu Kota cukup masif. Dia juga menyinggung lambatnya penyuntikan
vaksin di daerah jadi sebab capaian vaksinasi Covid-19 rendah. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.