Setelah dicek ternyata slip penyetoran yang diberikan mahasiswa ke bagian keuangan berbeda dengan slip penyetoran bank. Kemudian, bagian keuangan UMTS memanggil mahasiswa yang ada namanya di slip penyetoran.
"Para mahasiswa ini mengaku uang kuliah telah disetorkan ke salah seorang rekan mereka yang tak lain ΜΑ," paparnya.
Baca Juga:
Resmi Jabat Mendiktisaintek, Brian Yuliarto Tegaskan Tak Ada Kenaikan UKT Mahasiswa
Selisih uang yang diterima UMTS TA 2023-2024 sebanyak Rp1,2 miliar. Dan slip penyetoran sebanyak 59 lembar yang diserahkan mahasiswa ke bagian keuangan di mana uang yang belum disetor sebesar Rp86,5 TA 2024-2025.
"Kasus itu langsung dilaporkan ke Polres Padangsidimpuan guna proses hukum lebih lanjut," pungkasnya.
Atas laporan ini, tim Resmob Polres Padangsidimpuan melakukan penyelidikan dan meringkus NML dan MA. Dari hasil penyidikan NML dan MA saling kenal serta merupakan mahasiswa UMTS.
Baca Juga:
Sikap Agresif Mahasiswa Perkeruh Aksi Unjuk Rasa 'Indonesia Gelap'
"Barang bukti yang diamankan yaitu, satu unit sepeda motor Vespa sprint diduga hasil kejahatan NML. Lalu, 32 helai pakaian pria, Handphone. Kemudian, satu block faktur pembayaran salah satu bank yang dibuat NML untuk meyakinkan mahasiswa bahwa uang yang mereka berikan sudah dibayarkan," sebutnya
AKBP Wira menyampaikan kedua tersangka dijerat dengan Pasal 378 dan Pasal 372 KUHPidana dengan ancaman 4 tahun pidana penjara.
"Kami mengimbau ke mahasiswa, jika ada yang merasa terdampak atas kasus ini, silahkan melapor ke Polres Padangsidimpuan untuk memberikan informasi ataupun bukti," paparnya.