Gubernur Koster Tolak Ormas Berkedok Premanisme, Rusak Citra Wisata Bali
WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gubernur Bali, I Wayan Koster menegaskan bahwa Bali menolak kehadiran organisasi masyarakat (Ormas) yang berkedok premanisme. Awalnya, Koster menegaskan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban di Bali sudah ditangani oleh kepolisian dan TNI.
Baca Juga:
Sosialisasi Premanisme Berkedok Ormas, Kasat Binmas Polres Sibolga: Laporkan Jika Ada Aksi Premanisme
Bali juga menurut Koster telah memiliki Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat atau Sipandu Beradat dan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda), terdiri dari unsur Pecalang, Linmas, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa.
Menurut Koster, dengan keberadaan aparat negara dan lembaga berbasis adat, penanganan keamanan dan ketertiban di Wilayah (Wewidangan) Desa Adat se-Bali sudah terbukti sangat memadai bahkan mampu menangani keamanan kegiatan-kegiatan berskala internasional.
"Oleh karena itu, Bali tidak membutuhkan kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, ketertiban, dan sosial dengan tindakan premanisme, tindak kekerasan, dan intimidasi masyarakat, sehingga menimbulkan ketegangan di tengah-tengah masyarakat Bali yang sudah sangat kondusif," ujarnya saat konferensi pers di Jayasabah, Denpasar, Bali, Senin (12/5).
Baca Juga:
Resahkan Pengunjung, Juru Parkir Liar Diamankan Polisi di Pantai Pandaratan Sarudik
"Kehadiran ormas seperti ini justru akan merusak citra pariwisata Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia yang paling aman dan nyaman dikunjungi," tambahnya.
Ia menambahkan pihaknya sudah sepakat mengambil sikap untuk menindak dengan tegas ormas yang melakukan tindakan premanisme dan kriminalitas serta meresahkan masyarakat.
"Tindakan tegas tersebut sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang tertata, tertib, aman, nyaman, damai, sejahtera, dan bahagia," kata Koster.