Tidak diketahui pasti untuk apa uang tersebut digunakan, namun berdasarkan informasi sementara, setelah mendapatkan uang, KS akan meninggalkan kios perabotan untuk sementara waktu.
Setelah uang habis, KS kembali pulang, yang membuat warga sekitar heran dengan tingkah lakunya karena terlihat tidak peduli dengan ayahnya. Terlebih, Syafrin sedang menjalani perawatan jalan karena penyakit paru-paru yang dideritanya, dan tampak kurus akibat sakit tersebut.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
"Kalau sudah habis duit, dia balik lagi. Menurut karyawan dan pedagang di situ, kadang anak perempuan Syafrin suka menginap, kadang keluar tiga hari sampai seminggu tidak pulang," ujarnya.
Komarudin menambahkan bahwa meski kedua anak tersebut seharusnya masih berstatus pelajar, mereka sudah tidak bersekolah.
Namun, pengurus lingkungan tidak mengetahui penyebab pasti kedua anak Syafrin putus sekolah, karena korban baru dua bulan terakhir menyewa kios di RW 03 Pondok Bambu. Data kependudukan menunjukkan bahwa Syafrin masih tercatat sebagai warga Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
"Kabarnya anak-anaknya sudah tidak sekolah. Saya tidak mengenal persis karena almarhum baru dua bulan tinggal di sini. Tapi karyawannya itu selama dua bulan ikut bersama almarhum," tuturnya.
2. Cuci Pisau Bekas Tusuk Ayah
KS mencoba menghilangkan jejak setelah menghabisi nyawa ayah kandungnya.