WahanaNews.co | Penampakan isi rumah satu keluarga yang dilaporkan ewas di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. sungguh mengejutkan. Ternyata di dalam rumah itu ditemukan banyak barang mahal.
Atas kejanggalan tersebut, tetangga rumah almarhum pun mengurai hal tak terduga mengenai sosok keluarga Rudyanto, pria yang turut ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022).
Baca Juga:
Ribuan Umat Serbu Vegetarian Food Bazaar 2024 di Vihara Citra Maitri Jaya
Seperti diketahui, Rudyanto alias RG (71), istri RM (66), anak DF (42), dan ipar BG (68) tewas dengan kondisi mengering di rumahnya.
Dianalisa tim forensik, terkuak bahwa satu keluarga tersebut lama tak mengonsumsi makanan dan minuman sebelum meninggal dunia.
Hal itu diketahui lantaran tak ditemukannya makanan di lambung keempat jenazah.
Baca Juga:
Pemkot dan PCNU Kota Jakarta Barat Bersinergi Tangani Pengolahan Sampah Organik di Kalideres
Gelagat Aneh Almarhum
Menelisik lebih jauh terkait kematian satu keluarga tersebut, tetangga rumah Rudyanto, Tio (58) mengungkap hal mengejutkan.
Kenal dengan penghuni rumah tersebut sejak belasan tahun, Tio mengaku sempat bertemu dengan Rudyanto dua bulan lalu.
Dilansir dari Kompas.com, Tio sempat melihat Rudyanto berjalan menuju rumahnya dengan kondisi aneh.
Kala itu Rudyanto berjalan dengan kaki yang diikat dan dibungkus plastik hitam.
"Saya lihat dari sana jalan kaki, tapi kakinya diikat pakai plastik hitam. Begini, diikat gitu. Lalu saya tanya, 'kaki kenapa?' Tapi (dia) diam saja," ungkap Tio.
Lebih lanjut, Tio mengakui bahwa ia mencurigai Rudyanto dan istrinya, RM sudah pindah rumah sejak awal tahun.
Sebab, sudah lama Tio tidak mendengar suara obrolan antaranggota keluarga itu di rumahnya.
Rudyanto juga pernah menyebut bahwa istrinya sudah pindah saat Tio berkunjung dalam rangka Imlek pada Februari atau Maret 2022 lalu.
Sejak saat itu juga, Tio menyadari bahwa tidak ada lagi kendaraan mobil dan motor yang biasa digunakan keluarga itu untuk beraktivitas.
Penampakan Isi Rumah
Tidak adanya aktivitas di rumah tersebut sejak lama kemungkinan membuat suasana kediaman Rudyanto menjadi senyap.
Ditelusuri lebih dalam oleh petugas Palang Merah Indonesia (PMI) pada Sabtu (12/11/2022), terkuak kondisi di dalam rumah mendiang Rudyanto.
Kedatangan PMI ke rumah Rudyanto adalah guna menyemprotkan disinfektan di dalamnya.
Terlihat jelas kondisi isi rumah satu keluarga yang tewas tersebut.
Di dalam ruang tamu ada empat buah kursi berwarna merah yang tersusun tak beraturan yakni dua ditumpuk, dua lainnya diletakkan terpisah.
Lalu di ruangan sebelahnya, ada sofa berwarna hitam dan dua meja kaca ukuran berbeda.
Di pojok ruangan terdapat kulkas 4 pintu berwarna silver.
Kulkas empat pintu tersebut ditaksir senilai Rp 9 hingga 10 juta.
Rumah bercat tembok putih tersebut pun tampak dipasangi jam dinding bundar di antara pintu dua kamar tidur.
Sementara itu, di dalam kamar tidur, petugas merekam hal tak biasa lainnya.
Yakni kasur di rumah tersebut tak diselimuti seprai.
Di atas tempat tidur itu terlihat ada tutup box berwarna hijau serta jendela yang dipasangi hordeng berwarna oranye.
Rumah keluarga mendiang Rudyanto tersebut tampak luas, namun lantai di dalamnya kotor.
Hal itu lantaran petugas telah menaburkan bubuk kopi guna mengurangi bau busuk hingga anyir di dalam rumah tersebut.
Diduga Penganut Sekte Aneh
Melongok isi rumah mendiang yang dipenuhi barang-barang mahal, dugaan kelaparan yang dialami satu keluarga itu terbilang janggal.
Jika memang satu keluarga tersebut tak memiliki uang sama sekali untuk membeli makanan, kenapa mereka masih memiliki barang-barang bernilai di dalam rumahnya ?
Pertanyaan yang banyak ditanyakan khalayak itu rupanya turut dirasakan Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala.
Karenanya, Adrianus pun menyinggung mengenai motif keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia dari satu keluarga tersebut sebagai penyebab kematian mereka.
Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem, ujarnya, Sabtu (12/11/2022).
Tewasnya satu keluarga di Kalideres semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan menurut Adrianus sangat tidak mungkin.
Adrianus berpendapat mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual.
Selain itu, Adrianus Meliala justru menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.
Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri, tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu, ujarnya dia.
Ia justru menduga ada tindakan pelaparan. Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.
Ada kemungkinan juga pihak yang lebih muda lebih aktif dan bisa saja sebagai pelaku. [rds]