“Presiden ingin agar ada pemerataan pembangunan. Tidak ada lagi Jawa sentris, walaupun beliau orang Jawa. Kalau yang berencana itu saya atau Pak Isran itu biasa. Karena kami bukan orang Jawa. Tapi beliau ini orang Jawa, tidak mau lagi Jawa sentris. Itu luar biasa,” ucap Mendagri Tito Karnavian saat mengunjungi Kalimantan Timur dilansir dari Kaltimprov, pada Senin (21/2/2022).
2. Penduduk yang terlalu padat
Baca Juga:
Jakarta Bakal Punya 15 Kewenangan Khusus Usai Lepas Status Ibu Kota
Jakarta dan Pulau Jawa dinilai sudah kelebihan penduduk. Bahkan, dalam Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menyebutkan jika 56,56 persen masyarakat Indonesia tinggal di Pulau Jawa.
Sedangkan sisanya tersebar di pulau-pulau lain dengan persentase kurang dari 10 persen, kecuali Pulau Sumatera yang memiliki populasi sebanyak 22,1 persen jiwa.
3. Adanya krisis air bersih
Baca Juga:
Soal IKN, Cak Imin: Lagi Enak di Jakarta, Tiba-tiba Disuruh ke Hutan
Alasan selanjutnya adalah adanya krisis air bersih yang terjadi di Jawa dan Bali. Bahkan kawasan Jabodetabek dan Jawa Timur menjadi daerah yang terparah.
Di Pulau Jawa hanya wilayah Gunung Salak hingga Ujung Kulon saja yang indikator air bersihnya masih hijau dan sehat.
4. Ancaman bencana alam